1. Pengertian
Klasifikasi Observasi
Secara garis besar observasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis. yaitu:
1. Observasi Non-Partisipan
Observasi non-partisipan adalah observasi di mana sipenyelidik (observer) tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh yang diobservasi. Jadi si penyelidik berlaku sebagai penonton.
Kelemahan pokok daripada metoda ini telah apabila yang diobservasi itu tahu bahwa dirinya diobservasi dia akan bertingkah laku tidak wajar (dibuat-buat). Hal yang demikian itu pada umumnya berakar pada dorongan supaya dirinya kelihatan bernilai atau baik.
Untuk mengatasi kelemahan ini hendaklah penyelidik mengatur sedemikian rupa. Sehingga observasi itu berlasung secara tidak formal seakan-akan tanpa kesengajaan. Pecatatan misalnya, hendaklah dilakukan dalam cara yang tidak begitu menyolok. Dalam suasana demikian itu diharapkan si subyek yang di observasi akan bertingkah laku wajar. Tidak berusaha menyembunyikan hal-hal yang dipandangnya merupakan kelemahannya. Yang dalam rangka penyeledikan itu mungkin justru merupakan hal yang harus diungkapan.
Didalam praktek Psikodianostik seringkali metoda ini merupakan pelengkap dan pengontrol bagi metoda-metoda yang lain. Biasanya hal ini dilakukan di dalam keadaan di mana terdapat gejala kelainan. Untuk lebih menyakinkan tentang adanya sesuatu kelinan yang telah dikonstatir adanya oleh metoda lain. Kadang observasi juga dilakukan sebagai tindak lanjut (follow up) terhadap sesuatu perlakuaan atau pertolongan yang telah diberikan, untuk menguji seberapa jauh pengaruh pertolongan yang telah diberikan membawa perbaikan.
2. Observasi Partisipan
Observasi partisipan adalah observasi di mana si penyelidik ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diselidiki. Jadi disini si penyelidik tidak berlaku sebagai penonton, melainkan sebagai pelaku atau peserta.
Bentuk observasi ini pada dasarnya timbul sebagai usaha untuk mengatasi kelemahan observasi non- partisipan. Di dalam observasi ini kerena si penyelidik ikut serta pada kegiatan yang diobservasi. Maka pada diri yang yang diobsevasi tidak timbul perasaan bahwa dirinya diselidiki atau dinilai. Tidak ada syak wasangka apa
3. Observasi dalam situasi eksprimental
Tidak ada komentar:
Posting Komentar