Kamis, 28 Januari 2010

Tujuan Testing Psikologik

Tujuan Testing Psikologik

Kalau orang mengadakan atau melakukan testing psikkologis dapat mempunyai tujuan yang berbeda-beda, secara garis besar tujuan dapat di golongkan menjadi dua macam:

  1. Research

  2. Diagnosis psikologis

Kedua macam tujuan ini dapat terperinci lagi menjadi tujuan-tujuan lebih khusus.

Klasifikasi Test

Klasifikasi Test

Test psikologis itu banyak macamnya ragamnya dan sangat luas scorenya . sehingga untuk mendapatkan orientasi yang baik mengenainya perlu dilakukan klasifikasi..

  1. Berdasarkan atas banyaknya testee test dibedakan menjaid:

  • Test inidvidual

  • Test jelompok

  1. Berdasarkan atas cara menyelesaikannya dibedakan menjad

  • Test verbal(menggunakan kata-kata)

  • Test non-verbal(tidak harus memberikan respon berwujud bahasa)

  1. Bersadarkan atas caranya menilai test dibedakan menjadi

  • Test alternatif

  • Tes gradul

  1. Berdasarkan atas fungsi psikis yang dijadikan sasaran testing dibedakan menjadi

  • Test perhatian

  • Test fantasi

  • Test ingatan

  • Test kemauan

  • Dan sebagainya

  1. Berdasarkan atas tipe yang berhubungan dengan isi test dengan waktu yang disediakan dibedakn menjadi

  • Speed test (kecepatan pada dasarnya dibatasi waktu)

  • Power test (ketepatan pada dasarnya tidak dibatasi)

  1. Berdasarkan atas materi testnya yang berhubungan dengan latar belakang teorinya, tes dibedakan menjadi

  • Tes proyektif (atas dasarnya penggunaan mekanisme proyeksi karena itu biasanya materi testnya terdiri dari obyek

  • Test non-proyektif (sama sekali tidak mempertimbangkan adanya mekanisme proyeksi)

  1. Berdasarkan atas bentuknya test di bedakan menjadi

  • Test benar salah

  • Test pilihan berganda

  • Test isian

  • Test mencari pasangan

  • Test mencari penyempurnaan

  • Test mengatur obyek

  • Test deret angkat

  • Test rancangan balok

  • Test asosiasi

  • Dan sebagainya

  1. Berdasarkan penciptanya

  • Test Roschach

  • Test Binet Simon

  • Test Szondi

  • Test Kreeplin

  • Test Wechsier

  • Dan sebagainya

  1. Cara penggolongan, yang banyak sekali diikuti orang. Yaitu yang menggolongkan

  • Test Intelegensi

  • Test Bakat Minat

  • Test Kepribadian

  • Test Prestasi


SYARAT-Syarat Test yang baik

SYARAT-Syarat Test yang baik

Test psikologis sebagai alat pembanding atau “pengukur” supaya dapat menjalankan fungsinya secara baik, adapun syarat-syarat yang baik itu adalah sbb:

  1. Tes itu haru valid

Validitas suatu test adalah taraf sejauh mana test itu mengukur apa yang seharusnya di tunjukan. Bermacam-macam valid:

  1. Face valliduty ialah test dipandang valid kalau nampaknya memang telah mengukur apa yang seharunya diukur(kiranya dapat dimengerti)

  2. Content validity artinya seberapa jauh test mengungkap pengetahuan testee mengenai sesuatu mata pelajaran tertentu.

  3. Construct validity(logical validity) disebut demikian karena konsep validita ini bertitik tolak dari suatu konstruksi teoritik tentang variable yang hendak diukur oleh suatu test.

  4. Predecitive validity dan Concurrent validity kedua macam ini dibicarakan menjadi satu karena banyak mengandung persamaan. Bedanya kalau prediccitive validity lebih menunjuk kepada apa yang kiranya akan terjadi di waktu yang akan datang. Concurrent validity lebih menunjuk kepada hubungan antara score yang dicapai dengan keadaan sekarang.

  5. Factorial validity pengertian ini timbul dari teori faktor. Jadi test dikatakan valid kalau test tersebut mengukur faktor-faktor yang seharusnya diukurnya.


  1. Test harus reliabe

Reliabe suatu tes adalah taraf sejauh mana test itu sama dengan dirinya sendiri.


  1. Test harus distandardisasikan

Standarisasi test bertujuan supaya setiap testee yang di tes dg tes tersebut mendapat perlakuan yang benar-benar sama( karena scor yg dicapai hanya mempunyai arti kalau kita bandingkan satu sama lain.

Hal-hal yang perlu distandarisasikan, secara teori sebenarnya semua hal dalam test itu perlu distandarisasikan, namun secara praktis biasanya kita pilih hal-hal tertentu saja yang kita pandang penting.

  1. Materi test

  2. Penyelenggaraan test

  3. Scoring test

  4. Interprestasi hasil testing


  1. Test harus obyektif

Jadi yang obyektif itu adalah penilaianya. Test yang obyektif akan memberikan hasil yang sama kalau dinilai oleh tester yang berlainan.


  1. Test harus diskriminatif

Dengan test dimaksud untuk dapat mengungkap gejala tertentu dan menunjukan perbedaan-perbedaan (diskriminasi) gejala tersebut pada individu yang satu dengan yang lainya.


  1. Test harus comprehensive

Test yang comprehensive dapat sekaligus mengungkap(menyelidiki) banyak hal. Terutama test presentasi yang sangat penting


  1. Test harus mudah digunakan

Kalau semua syarat semua terpenuhi akan tetapi test sukar digunakannya(juga oleh tester yang benar-benar qualified) maka test tersebut tetap punya kelemahan.


Jumat, 23 Oktober 2009

Test psikologik

1.Pengerian test

Test berasal dari bahasa Latin Testum yaitu alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa perancis kuna kata yang berarti ukuran yang dipergunakan untuk membedakan emas dan perak dari logam-logam yang lain.

Kata test dalam psikologi digunakan oleh J.M CATTEL pada tahun 1890. Dan sejak itu makin populer sebagai nama metode psikologis yang di pergunakan untuk menentukan (mengukur) aspek-aspek tertentu kepribadian.

Test adalah pertanyaan-pertayaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang berdasar atas bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan dan atau melakukan perintah-perintah itu penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan standard atau testee lainya.


Tentang pengukuran Psikologis

Pengukuran psikologis mula-mula berkembang lewat dua garis yang terpisah satu sama lain. Pada satu garis adalah tradisi psikofisis dan yang lainya tradisi mental testing

  • Tradisi psikofisis

Pada garis ini dapatkan tokoh-tokoh seperti:

HERBART,yang mengemukakan tentang ambang kesadaran dan pemikiran mathematis tentang kehidupan jiw.

FECHNER,yang merumuskan psikofisika sebagai ilmu pengetahuan

WEBER dan FECHNER, merumuskan hukum tentang hubungan antara pertambahan perangsangan dan pertambahan kesan.


  • Tradisi mental testing

Pada garis ini dapatkan tokoh-tokoh seperti:

KARL PEARSON dn R.A FISHER.yan gmembina statistik Dan tokoh-tokoh yang membina perkembangan test seperti CATTELL, BINET,TERMSN,SPEARMAN,THORNDIKE. Dll

Perkembangan akhir-akhir ini dalam bidang pengukuran psikologis menunjukan adanya saling pendekatan di antara ke dua garis itu, sehingga dewasa ini tidak lagi garis yang terpisah satu sama lain.


4. WAWANCARA

  1. Pengertian

Wawancara dalah metoda yang mendasarkan diri kepada laporan verbal (verbal repots) dimana terdapat hubungan langsung antara si penyelidik dan subyek yang diselidiki. Jadi dalam metoda ini ada “face to face relation” antara penyelidik dan diselidiki

  1. Klasifikasi

Menurut bentuknya wawancara digolongkan sebagai berikut

  1. Wawancara tak berstruktur atau bebas(non stuructred inter view). Yait

  2. Wawancara berstruktur(structud interview

  3. Wawancara terarah

  1. Kebaikan metoda wawancara’dadalam perbandingan dengan metoda –metoda yang telah dibicarakan terlebih dahulu wawwancara lebih dapat mengenai sasaran berkat adanya face to face relation antara penuyelidik dan subyek yang diselidiki . hal-hal yang menimbulkan keraguan-keraguan dapat segera dicari kejelasan nya, gejala-gejala khas tertentu. Dapat segera dicarai latar belakang nya degnan persiapan yang teliti dan dilakukan oleh penyelidik yang mampu metoda ini akan memberikan data yang sangat kaya.

  2. Kelemahan-kelemahan metoda wawancara

Pelaksana harus benar-benar tahu atau telah ahli dalam bidang yang disellidki . jika dikehendaki penyelidikan itu berhasil idengan sebaik-baiknya. Sukar dapat dibayangkan bahwa seorang ahli ekonomi yang tidak mempelajari psikologi melakukan wawancara mengenai psikologi.

Biaya relatif tinggi jika dibandingakan dengan angket.


Sabtu, 05 September 2009

3. METODA ANGKET

  1. Pendahuluan

Metoda angket dan metoda wawancara mempunyai persamaan dasar. Yaitu kedua-keduanya mendasarkan diri kepada data yang berwujud laporan (verbal reports) dari subyek yang diselidiki . laporan itu dapat berbentuk tertulis (pada angket). Dapat pula berbentuk lisan (pada wawancara). Karena kesamaan yang demikian itu maka disini kedua metoda itu dibicarakan berurutan.

  1. Pengertian Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab dan atau daftar isian yang harus diisi yang berdasarkan kepada sejumlah subyek. Dan berdasarkan atas jawaban dan atau isian itu penyelidik mengambil kesimpulan mengenai subyek yang diselidiki.

  1. Klasifikasi Angket

Angket digolongkan sebagau berikut:

1. angket lasung. Yaitu menjawab atau mengisi angket itu adalah subyek yang diselidiki sendiri(bukan orang lain)

2. angket tidak langsung, yaitu kalau harus menjawab atau mengisi angket itu bukan si subyek yang di selidiki sendiri. Melainkan orang lain.

  1. Berdasarkan bentuknya angket dibedakan

  1. Angket bentuk terbuka

  2. Angket bentuk tertutup

  1. Berdasarkan atas aspek-aspek kepribadian yang diselediki dibedakan menjadi

  1. Angket umum

  2. Angket khusus

  1. Kelemahan-kelemahan metoda angket

Metoda angket banyak mengandung kelemahan-kelemahan: kelemahan-kelemahan tersebut yg terpenting adalah:

  1. Terlebih dahulu harus ada perumusan yang benar-benar jelas mengenai masalahnya. Hal ini tidak mudah melakukannya.

  2. Kalau masalah telah jelas, merumuskan dalam angket tidak mudah. Bahasa yang digunakan harus cukup mudah. Dan dapat diharapkan diberi arti sama oleh mereka yang harus mengisinya. Karena itu pemilihan kata-kata yang di gunakan terlebih-lebih istilah teknis. Harus benar-benar mengerti

  3. Jika kedua hal tersebut di atas itu telah dapat diatasi. Dan angket telah dikirim kepada sejumlah besar subyek . maka akan ternyata bahwa menjawab dan mengirim kembali itu hanya sebagian dari subyek yang diselidiki.

  4. Dari data yang diperoleh masih ada kesukaran lagi. Karena bahasa yang dipergunakan oleh sipenjawab tidak selalu mempunyai arti yang sama. Sehingga interprestasinya harus hati-hati

  5. Tidak dapat benar-benar dijamin. Bahwa jawaban atau isian dalam angket memberikan data menurut apa adanya. Mungkin dengan sengaja atau tidak si subyek menyembunyikan kelemahannya: mungkin untuk menjawab atau mengisi itu, dia merundingkan lebih dahulu dengan orang lain. Dsbg


  1. Kebaikan-kebaikan metoda angket

Walaupun banyak mengandung kelemahan. Namun metoda angket banyak digunakan. Karena disamping kelemahan-kelmahan itu metoda angket banyak mengandung kebaikan –kebaikan antara lainadalah:L

  • biaya relatif rendah Waktu untuk mendapatkan data relatif singkat. Dalam waktu singkat dapat diperoleh banyak data Untuk para pelaksananya (bukan perencana) tidak dibutuhkan keahlian mengenai lapangan yang sedang diselidiki Dapat dilakukan terhadap subyek yang besar jumlahnya.

2. Metoda pengumpulan Bahan-bahan

Bahan-bahan yang dapat dikumpulkan dan selanjutnya di gunakan dalam diagnosis psikologis itu secara garis besar dapat digolongkan demikian :

  1. Alat-alat permainan

  2. Hasil karya: a).Puisi

b).prosa

c).tulisan tangan